Berikut ini hasil interview tim kami BisnisKuliner.ID dengan Pak Yanuar mengenai manajemen SDM di Kangkung Bakar.
Sejak awal merintis, ada berapa orang tenaga kerja dan sekarang sudah berapa banyak?
Awal kami merintis tenaga kerja yang terlibat ada enam tapi dua minggu kemudian sisa tiga karena tidak kuat, saya ikut terjun selama tiga bulan. Saya berangkat pagi pulang malam jam 11.
Saat ini ada berapa tim?
Saat ini ada 100-200, tepatnya saya tidak hafal cuma kalau di outlet antara 12 sampai 15 orang kemudian dikalikan dengan jumlah cabang semuanya.
Kemudian kalau di holding di head office sekitar 6, kalau keseluruhan ada sekitar 20 di bagian administrasi, bagian keuangan dan bagian yang lain.
Bagaimana tips untuk memotivasi karyawan?
Kalau saya setiap mau opening, merekrut karyawan itu polanya berbeda dengan yang lain. Kita selalu walk in interview. Mereka datang biasanya setiap open recruitment. Pas mau buka misalkan buka di kota Jember, open recruitment yang datang seperti di Jember contohnya yang datang bisa 200 orang.
Bahkan waktu itu rekor di Bandung sama Bekasi sampai 300 orang. Itu semuanya datang jam 9, mereka membawa map, membawa surat lamaran. Belum dikasih dulu dipegang mereka dulu kita kumpulkan semuanya di situ ada panggung, kita informasikan kepada mereka syarat pertama adalah tes mentalnya dulu.
Dites mental itulah mereka semua diminta untuk menampilkan apapun boleh sendirian ataupun berkelompok. Menampilkan apapun di panggung di hadapan ratusan orang pelamar lainnya.
Dari situ terpilih beberapa kita milihnya, kalau untuk resto atau rumah makan ini adalah salah satu kunci kita dia pakai sepatu apa. Karena kalau di resto di rumah makan itu dibutuhkan orang yang cepat, dibutuhkan orang yang tangkas, dibutuhkan orang yang humble.
Kita nyari sepatunya yang kita diterima yang sepatunya pakai sepatu sport, pakai sepatu sneaker. Kenapa pakai sepatu itu yang kita pilih karena orang yang pakai sepatu sport gerakannya pasti cepat.
Kenapa orang yang pakai sneakers? Biasanya sosialisasinya bagus. Setelah itu dipilih berdasarkan cara jalannya. Kita suka orang yang jalannya seperti ini, seperti ada peratau pegas dikakinya. Bukan yang jalannya diseret. Kalau yang di seret-seret biasanya pakai sepatu pantofel itu, biasanya untuk di kantoran bisa.
Setelah dipilih masuk ke interview, di interview kami lebih melihatnya respeknya jadi tidak melihat dia backgroundnya apa maka sebelumnya kita tidak mau melihat lamarannya dulu nanti kita tahu dong yang ini sudah pengalaman di perusahaan A, Ini pengalaman di perusahaan B.
Tim apa yang paling dibutuhkan pada usaha ini?
Tim yang paling dibutuhkan saat ini adalah supervisor area atau manajer area, itu yang paling sangat dibutuhkan dan tim marketing.
Apakah tim sekarang sudah ideal?
Saat ini sedang proses ideal. Kita kemarin baru recruitment supervisor area dan manager area untuk ke beberapa area kita untuk menangani beberapa leader-leadernya, menangani outlet-outlet, pembenahan karena dari semua cabang belum semuanya bagus masih ada tiga cabang yang perlu kita angkat, kita sedang membentuk tim untuk supportnya untuk menangani itu.
Bagaimana cara memotivasi karyawan?
Setiap kali kita merekrut mereka, kita selalu memberi tahu kepada mereka bahwa kita bergerak dengan pola syirkah umat. Mereka tahu bagaimana kita, kita jelaskan kepada mereka bagaimana tujuannya seperti apa kemudian kita ada sedekah yang kita berikan ke dhuafa 10% dari total pendapatan.
Misalkan saat ini per bulan baru 60-70 juta, bayangkan ketika kamu bisa melayani konsumen dengan baik, kemudian omzet semakin naik maka akan sedekah juga lebih baik.
Kadang saya juga memberi mereka tim terima kasih kepada tim a ini telah dibantu, karena kalian kankernya berhasil kita bawa ke rumah sakit sudah ada progres sehat seperti biasanya ada sentuhan-sentuhan seperti itu kemudian ada program semacam tilik warung jadi mengumpul di masing-masing cabang untuk mengobrol antar tim jadi lebih kepada personal touch.
Ada program semacam tilik warung jadi mengumpul di masing-masing cabang untuk mengobrol antar tim jadi lebih kepada personal touch.
– Yanuar Pribadi