Berikut ini percakapan singkat tim kami BisnisKuliner.ID dengan Pak Dwi mengenai resep.
Apakah resep produk ini hasil dari inovasi sendiri?
Waktu awal membangun usaha ini, saya sangat bergantung dengan seorang koki. Jadi ketika membangun, saya ajak seorang koki untuk memasak, ternyata ketika koki ini tidak hadir di resto menjadi masalah.
Kemudian akhirnya saya dengan tim dapur membuat satu SOP, bahwa kalau masak ini harusnya proporsional bumbunya sekian persen ini sekian-sekian dan kita buat satu aturan yang tidak boleh lepas dari itu, mulai dari prosesnya sehingga kami sendiri tidak punya resep khusus kami resepnya sama maksudnya setiap orang dapur bisa mengerjakannya.
Kemudian yang kita lakukan adalah quality control jadi kualitas dari bumbu-bumbunya kualitas ayamnya ini yang kita kontrol mulai dari kedatangannya sampai proses dia selesai pun kami kontrol.
Apa yang membedakan produk ini dengan produk yang lain?
Yang jelas kami berbeda, kami bukan yang terbaik tetapi kami yakin berbeda. Yang membedakan kami adalah penyajiannya. Kami ada sayur yang berbeda dengan kuah khusus kemudian ada sayur jantung pisang yang berbeda yang sampai saat ini saya belum lihat di tempat lain. Kemudian kami punya produk lain produk garangasem yang diproses dengan bambu ini yang membedakan kami.
Adakah rasa khawatir kalau resep ini akan ditiru oleh orang lain?
InsyaAllah McDonald, Kentucky mereka tidak pernah mengangkat seorang koki, jadi semua orang bisa memasak dan mereka tidak pernah khawatir dan saya pun saat ini tidak khawatir kalau resep diambil karena pasti ada yang sesuatu yang berbeda pasti dan kita harus lihat harus inovasi kalau hanya sekedar berbeda tapi suasana yang berbeda itu pun akan membedakan dengan yang lainnya.
Bagaimana cara menjaga resep supaya rasa tetap tidak berubah?
Menjaga yang sama, pertama quality control dari produk yang kita pakai mulai dari ayam sampai bumbu-bumbu kemudian termasuk prosesnya juga itu harus dijaga.
Sehingga kemarin ada cerita dari pelanggan yang sudah empat sampai lima kali datang ke sini. Sejak pertama sampai hari ini makan ini rasanya masih sama.
Ada satu lagi yang berbeda yang mungkin di Jogja ini mungkin di Indonesia juga yang tidak ditemui oleh para pelanggan kami ada yang namanya kopi arabika dan kopi robusta yang airnya dibakar dengan kayu kemudian kopinya pelanggan bisa memilih sendiri, mengaduk sendiri, mengambil sendiri dan ini free.
Bukan bebas sebanyak-banyaknya untuk minum seikhlasnya seikhlasnya untuk membayar ini yang membedakan dan ini kami sajikan dengan suasana yang sangat sangat tradisional kembali ke tempo dulu. Ini yang membedakan kami.
Dan alhamdulillah dengan konsep ini orang berfoto. Memang secara finansial secara untung kami tidak banyak mendapatkan karena dari kainnya sendiri dari kopinya tetapi kami mendapatkan suara dari pelanggan sehingga mereka mau berbagi dengan teman-teman mereka.
InsyaAllah McDonald, Kentucky mereka tidak pernah mengangkat seorang koki, jadi semua orang bisa memasak dan mereka tidak pernah khawatir dan saya pun saat ini tidak khawatir kalau resep diambil karena pasti ada yang sesuatu yang berbeda.
– Dwi Puguh