Ingin tahu mengenai cerita di balik produksi Bebek Galak ? Berikut ini hasil interview BisnisKuliner.ID dengan Iyan Rachmat tentang bahan baku serta pentingnya menjaga kehalalan produk.
Berapa Kapasitas Produksi dari awal merintis hingga saat ini ?
Kapasitas produksi sekarang ini belum banyak banget tidak seperti pelaku bisnis kuliner di Jogja, Saya masih merintis jadi kapasitas produksi untuk bebek sehari kurang lebih antara 30 sampai 50 ekor tapi ada hal lain yang saya jual, saya menjual ada oseng mercon, ada bebek mercon, ada pepes bandeng, ada lidah goreng, ada sayur asem, ada sayur lombok ijo,
jadi kalau produksi bebek sendiri kalau sebulan sekitar 1000 ekor sampai 1200 per bulan. dulu waktu di jalan Taman Siswa saya sudah punya pasar punya pelanggan sendiri, sekarang pindah kesini rasanya harus mulai lagi dari nol tapi saya optimis ini tidak akan lama dengan kepindahan tempat ini.
Dari manakah asal sumber bahan baku pada usaha ini?
kalau sumber bahan baku saya mencari bahan baku pilihan semuanya berasal dari Indonesia dari Jogja, Saya tidak tahu kalau masalah bawang, bawang putih dari Cina, Saya tidak tahu tapi saya mencari bahan baku pilihan misalnya lengkuas, lengkuas yang besar-besar jahe yang besar-besar saya pilih bawang juga yang besar, yang bagus yang saya pilih jadi saya pilih yang bagus walaupun harganya lebih mahal.
Apakah bahan baku diantar oleh supplier ?
Ada yang dari supplier ada yang belanja sendiri, itu tergantung bagaimana kebutuhannya, yang penting prinsipnya kalau ada yang bagus harga murah itu yang dicari.
Adakah tips untuk memilih supplier yang aman ?
Kalau tips untuk memilih supplier yang pertama biasanya saya mengambil sampel misalkan bebek, saya tidak sembarangan mengambil supplier bebek, saya menerima bebek pertama harus memenuhi kriteria saya, yaitu kalau bisa bebek itu bebek kampung bukan bebek hibrida,
kalau bebek hibrida begitu direbus dia akan mengkerut, dan berat bebeknya harus 1 kg-up, jadi 1 kg-up itu beratnya 1 kg setelah bulu-bulunya diprotolin, itu bebek karkas dari kriteria itu kalau bisa memenuhi persyaratan seperti itu kita ambil,
kemudian harus melihat kontinuitas supplier itu, misalkan penawaran harga murah tapi bebeknya bebek yang lama bebek yang sudah di es, pada saat itu kita ambil tidak tahu begitu sudah dibeli akan tercium bau, ini akan masalah,
Jadi kita harus melihat supplier itu berapa lama bergelut dibidang per bebekan, Misalkan seperti itu harus kita pahami dulu siapa supplier kita, demikian juga seperti bahan baku yang lainnya seperti jahe, lengkuas dan lainnya.
kalau misalkan ada mbok-mbok dipinggir pasar tapi jualan dengan kualitas bagus meskipun tidak punya toko kita ambil juga, yang penting harganya, harganya sama atau mahal dikit tidak apa-apa sambil kita bersedekah.
Jadi kita harus melihat supplier itu berapa lama bergelut dibidang per bebekan, Misalkan seperti itu harus kita pahami dulu siapa supplier kita.
– Iyan Rachmat