Penasaran bagaimana Usaha Omah Salak mendapatkan modal sehingga bisa sesukses sekarang? Berikut ini hasil wawancara singkat BisnisKuliner.ID dengan Surya Agung.
Boleh cerita modal awal merintis usaha hingga sekarang?
Banyak yang mengatakan bahwa usaha itu sering terkendala dengan modal, Alhamdulillah kami usaha bisa dikatakan tanpa modal bahkan istilahnya modal niat dan nekat, bahkan sering ada yang berpikir bahwa modal harus berupa uang kami awal merntis, kebun dari petani seadanya, kami hanya minta untuk ditata sedemikian rupa,
kemudian kita datangkan orang-orang untuk datang kekebun, karena kebun milik petani, milik orang lain kita datangkan orang untuk datang ke kebun, mereka datang sudah masuk membayar tiket, ada kontribusi nanti hasil dari kebunnya dijual dan itu pun hasilnya tidak berkurang sebelum dipetik oleh pengunjung,
jadi kita hanya menawarkan setelah berkembang kita bisa mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha.
Apakah ada tips sedikit tentang modal usaha ?
Seperti prinsip dari awal yang namanya usaha itu ikhtiar dan kalau kita bekerja atau berusaha bekerja sama dengan banyak orang Insya Allah rezeki orang banyak akan lewat kekita dan itu akan lebih cepat dan lebih berkah,
jadi kita dari awal tanpa modal kalau untuk mengembangkan usaha biasanya kita menawarkan kepemodal untuk investasi bareng-bareng bagi hasil
termasuk dari modal awal kita mengajak petani yang punya kebun punya lahan kita ajak bareng kita tawarkan barang kalau ada hasilnya dibagi barang.
Bagaimana saran atau masukan untuk teman-teman yang dalam menjalankan usahanya masih ada unsur riba?
Dari awal Alhamdulillah kami berusaha untuk tidak pinjam uang terutama kepada Bank, bahkan kami untuk usaha dari awal lebih senang menawarkan kerjasama kepada investor dengan sistem bagi hasil,
bahkan untuk pengelolaan kebun, kita menyewa kebun, kemudian kelolaan kepada petani dan sistem bagi hasil, jadi kami memang tidak berprinsip kalau tidak hutang usaha sulit berkembang, kalau kami justru terbalik kalau bisa jangan sampai hutang,
karena kalau dengan hutang apalagi hutang riba itu hasilnya akan tetap kesedot untuk cicilan atau angsuran, bahkan bisa kurang berkah jadi kita berusaha menghindari permodalan dengan perbankan apalagi dengan sistem riba.
lebih senang menawarkan kerjasama kepada investor dengan sistem bagi hasil
– Surya Agung