Penasaran bagaimana Usaha Mie Cerita mendapatkan modal sehingga bisa sesukses sekarang? Berikut ini hasil wawancara singkat BisnisKuliner.ID dengan Pak Dedi.
Modal usaha?
Ketika dulu saya masuk di salah satu MLM saya pergunakan modal saat itu uang sisa dari perusahaan. Tapi karena salah jalan akhirnya habis itu semuanya. Dan ketika saya memutuskan untuk bisnis mie ini, saya ketemu sama salah seorang mentor saya dan beliau bilang “Mas, usahakan dengan kemampuan sendiri. Kalaupun memang misalnya harus pakai barang-barang di dapur yang sekarang dipakai buat keluarga, pakai itu aja. Nanti nicaya hasilnya akan lebih nikmat dibanding dengan antum mencari dari sapot atau dari yang lain.” Itu yang pertama.
Yang keduanya, kondisi seperti itu adalah maka yang paling didekati adalah keluarga. Ketika kita sudah mentok banget dengan modalnya, maka bicarakan dengan orang-orang terdekat. Terdekat di sini pasti adalah keluarga. Dan keluarga insyaAllah nggak akan mungkin membiarkan kalau lah mereka ada nggak akan mungkin mereka membiarkan kita dalam keadaan terkatung-katung dalam masalah permodalan. Kalaupun misalnya tidak ada, mereka pasti akan memberikan solusi yang terbaik.
Untuk memulai usaha, dulu yang pertama saya yang di Bekasi itu tiga juta setengah. Itu sudah untuk peralatan. Peralatan pun saya beli second, gerobagnya second dulu, terus peralatan seadanya yang ada di rumah, untuk tenda, sewa tempat, dan untuk permodalan di awal. Itu cukup tiga juta setengah.
Pesan untuk teman-teman yang ingin memulai usahanya terkait permodalan?
Pesan saya adalah jangan pernah mengandalkan modal dari orang lain, tapi carilah orang-orang yang tepat. Ketika kita memiliki skill yang pas, yang pantas, untuk menghasilkan produk, produk itu layak untuk dijual, maka presentasikanlah produk itu terhadap orang yang tepat. Yang kira-kira orang tersebut mampu dan mau. Dan orang tersebut orang-orang yang sudah paham bagaimana sesungguhnya investasi yang sesuai syariat. Jangan sampai investasi yang pemodal hanya tahu untungnya saja. Mereka tidak mau dengan kondisinya bahwa ada risiko dalam usaha ini. Ada untung dan risiko rugi.
Saran untuk rekan yang dalam menjalankan usahanya masih ada unsur riba?
Jangan pernah berhubungan dengan orang-orang seperti itu, hal-hal yang berbau riba. Saya pernah dihancurkan oleh Allah usaha saya di riba. Dihabiskan bukan hanya yang dipakai saja buat modal tapi yang nggak ada sangkut pautnya dengan itu pun Allah bersihkan.
Caranya bagaimana? Carilah guru, orang, teman, yang benar-benar menghindar dari hal berbau riba. Kalau nggak, niscaya Anda akan mengalami hal yang serupa dengan saya. Dan hampir dapat dipastikan: pasti mengalami.
Ketika kita sudah mentok banget dengan modalnya, maka bicarakan dengan orang-orang terdekat. Terdekat di sini pasti adalah keluarga.
– Dedi Sukmayadi